Home > Berita Viral > Bumi Berotasi Lebih Cepat, Hari Makin Pendek? Ini Kata Pakar

Bumi Berotasi Lebih Cepat, Hari Makin Pendek? Ini Kata Pakar

///
Comments are Off

Bumi Berotasi Lebih Cepat, Apa sih Soal Pemicunya

Merasa waktu berjalan begitu cepat akhir-akhir ini? Atau merasa hari-hari terasa lebih pendek dari biasanya? Mungkin Anda tidak sepenuhnya salah. Di luar hiruk pikuk kehidupan kita sehari-hari, planet yang kita tinggali ini ternyata sedang mengalami sebuah fenomena yang aneh dan membingungkan para ilmuwan: Bumi berotasi lebih cepat. Ya, planet kita sedang berputar pada porosnya dengan kecepatan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan beberapa dekade terakhir.

Ini bukan fiksi ilmiah atau teori konspirasi. Ini adalah data faktual yang terekam oleh jam atom super akurat di seluruh dunia. Hari-hari kita secara harfiah menjadi beberapa milidetik lebih pendek. Meskipun kita tidak bisa merasakannya secara langsung, percepatan ini memiliki implikasi yang sangat nyata bagi teknologi yang mengatur dunia modern kita. Apa sebenarnya yang memicu fenomena bumi berotasi lebih cepat ini, dan apa dampaknya bagi kita semua? Para pakar pun mulai angkat bicara.

 

Fakta Mengejutkan: Hari-hari Kita Benar-benar Semakin Pendek

Selama miliaran tahun, rotasi Bumi secara umum cenderung melambat akibat efek gravitasi dari Bulan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren tersebut secara misterius berbalik. Para ilmuwan yang menggunakan jam atom untuk mengukur panjang hari dengan presisi luar biasa menemukan bahwa Bumi mulai mempercepat putarannya. Puncaknya terjadi pada 29 Juni 2022, yang tercatat sebagai hari terpendek sejak pengukuran modern dimulai, yaitu 1,59 milidetik lebih cepat dari 24 jam standar.

Tren ini terus berlanjut hingga tahun 2025, di mana beberapa hari kembali mencatatkan rekor kecepatan. Sekali lagi, kita bicara tentang selisih dalam hitungan milidetik (seperseribu detik). Anda tidak akan terlambat masuk kantor atau ketinggalan kereta karenanya. Namun, dalam dunia yang diatur oleh komputer, satelit GPS, dan pasar saham yang semuanya bergantung pada sinkronisasi waktu yang sempurna, selisih sekecil apa pun jika terus terakumulasi bisa menjadi masalah besar.

 

Mengapa Bumi Berotasi Lebih Cepat? Teori Para Pakar

Penyebab pasti mengapa bumi berotasi lebih cepat masih menjadi subjek perdebatan dan penelitian intensif. Tidak ada satu faktor tunggal, melainkan kombinasi dari beberapa fenomena kompleks. Berikut adalah beberapa teori utama yang dikemukakan oleh para pakar:

1. Mencairnya Es di Kutub (Akibat Pemanasan Global) Ini adalah teori yang paling banyak dibicarakan. Analogi terbaiknya adalah seorang penari seluncur es. Saat sang penari merentangkan tangannya, putarannya melambat. Saat ia menarik tangannya ke dalam mendekati tubuhnya, putarannya menjadi sangat cepat. Hal yang sama terjadi pada Bumi. Saat lapisan es raksasa di Greenland dan Antartika mencair akibat pemanasan global, massa air yang tadinya terkonsentrasi di kutub kini menyebar ke lautan dan sedikit “menggembung” di area ekuator. Pergeseran massa dari kutub menuju pusat ini secara efektif membuat planet kita menjadi sedikit lebih bulat (kurang gepeng) dan, seperti sang penari es, membuatnya berotasi sedikit lebih cepat.

2. Gerakan Inti Bumi (Core Dynamics) Planet kita bukanlah bola padat yang solid. Di bawah kerak tempat kita berpijak, ada inti luar cair yang terus bergejolak dan inti dalam yang padat. Pergerakan cairan logam di inti luar ini tidak selalu sinkron dengan putaran mantel dan kerak Bumi. Para ilmuwan menduga bahwa perubahan aliran atau pergerakan di dalam inti cair Bumi ini bisa memengaruhi kecepatan rotasi planet secara keseluruhan.

3. Fenomena ‘Chandler Wobble’ Bayangkan sebuah gasing yang sedikit tidak seimbang saat berputar; ia akan terlihat sedikit “oleng” atau bergoyang. Bumi juga memiliki goyangan alami semacam ini yang disebut “Chandler Wobble”, di mana sumbu rotasi Bumi bergeser beberapa meter dari kutub geografisnya. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan mengamati bahwa amplitudo dari goyangan ini secara misterius berkurang. Berkurangnya “goyangan” ini secara teori bisa berkontribusi pada peningkatan kecepatan rotasi.

 

Dampak Nyata dari Perputaran Bumi yang Bergejolak

Dampak paling signifikan dari fenomena bumi berotasi lebih cepat adalah pada sistem pengukuran waktu kita, khususnya pada konsep “detik kabisat” (leap second). Selama puluhan tahun, karena rotasi Bumi yang cenderung melambat, kita sesekali harus menambahkan satu detik pada jam dunia (disebut detik kabisat positif) untuk menjaga Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) yang diukur oleh jam atom tetap sinkron dengan waktu matahari.

Kini, kita menghadapi masalah sebaliknya. Jika tren percepatan ini terus berlanjut, untuk pertama kalinya dalam sejarah, para penjaga waktu dunia mungkin harus mempertimbangkan untuk melakukan “detik kabisat negatif”, yaitu mengurangi satu detik dari jam kita. Ide untuk membuat waktu melompat mundur, bahkan hanya sedetik, adalah mimpi buruk bagi para programmer dan insinyur teknologi. Banyak sistem komputer, pasar finansial, dan jaringan internet tidak dirancang untuk menangani waktu yang tidak linear. Hal ini berpotensi menyebabkan crash, korupsi data, dan kekacauan sistem global.

 

Debat Ilmuwan dan Masa Depan Pengukuran Waktu

Menghadapi potensi kekacauan akibat “detik kabisat negatif”, komunitas ilmiah internasional kini terbelah. Ada perdebatan sengit di antara para ahli metrologi (ilmu pengukuran). Sebagian berpendapat kita harus tetap mengikuti rotasi Bumi dan mencari cara teknis untuk mengimplementasikan detik kabisat negatif dengan aman. Sebagian lain berpendapat sudah saatnya kita “memensiunkan” konsep detik kabisat sama sekali dan membiarkan waktu jam atom (UTC) berjalan independen, meskipun itu berarti secara perlahan akan ada perbedaan antara jam 12 siang di arloji kita dengan posisi matahari tepat di atas kepala.

Perdebatan ini menunjukkan betapa rumitnya sistem global yang kita bangun. Satu perubahan kecil pada sebuah sistem fundamental seperti rotasi Bumi bisa menimbulkan efek domino yang tak terduga. Ini adalah tantangan yang secara konseptual mirip dengan yang dihadapi saat para engineer OpenAI siapkan mainan cerdas; bagaimana memastikan sebuah teknologi canggih bisa beroperasi dengan aman di dunia nyata tanpa menimbulkan ‘glitch’ yang tidak diinginkan. Fenomena ini terus dipelajari secara intensif. Badan antariksa seperti NASA secara rutin mempublikasikan data dan analisis mengenai perubahan pada planet kita, termasuk faktor-faktor seperti pencairan es di kutub yang diduga kuat memengaruhi rotasi Bumi.

Rotasi Bumi: Misteri Sains di Tengah Teknologi

Fenomena bumi berotasi lebih cepat adalah sebuah misteri sains yang menarik sekaligus menjadi pengingat yang kuat. Ini mengingatkan kita bahwa kita hidup di atas sebuah planet yang dinamis, kompleks, dan terus berubah. Lebih dari itu, ini menunjukkan bagaimana aktivitas manusia, khususnya yang menyebabkan perubahan iklim, mungkin memiliki dampak yang jauh lebih besar dari yang kita duga, bahkan sampai bisa mengubah sesuatu yang paling fundamental seperti panjangnya hari kita. Saat para ilmuwan terus berdebat tentang detik kabisat, kita semua diajak untuk merenung tentang hubungan kita dengan planet yang kita sebut rumah ini.