Waspada! Penipu Manfaatkan Ringkasan AI Google untuk Kuras Rekening, Ini Modusnya
Sebuah metode penipuan baru yang sangat licik dan berbahaya kini mengintai para pengguna internet di Indonesia. Para penipu (scammer) kini tidak lagi hanya mengandalkan email phishing atau pesan WhatsApp biasa. Mereka telah “naik level” dengan mengeksploitasi salah satu fitur tercanggih dari Google: Ringkasan AI atau AI Overviews. Dengan memanipulasi hasil pencarian, mereka berhasil menyisipkan tautan-tautan berbahaya ke dalam ringkasan jawaban yang dibuat secara otomatis oleh kecerdasan buatan Google, menjebak para korban yang tidak menaruh curiga. Waspada Penipu!
Para ahli keamanan siber kini mengeluarkan peringatan keras agar masyarakat ekstra waspada penipu dengan modus operandi baru ini. Ini adalah sebuah evolusi yang mengkhawatirkan, di mana teknologi yang dirancang untuk mempermudah hidup kita justru dipersenjatai untuk melakukan kejahatan. Bagaimana sebenarnya cara kerja penipuan ini, dan bagaimana kita bisa melindungi diri dari jebakan cerdas ini?
Memahami Ringkasan AI Google dan Celahnya
Ringkasan AI atau AI Overviews adalah fitur yang relatif baru di Google Search. Saat Anda mengetik sebuah pertanyaan, alih-alih hanya menampilkan daftar tautan biru, Google kini seringkali menampilkan sebuah kotak di bagian paling atas yang berisi ringkasan jawaban langsung yang dibuat oleh AI. AI ini bekerja dengan cara “membaca” dan merangkum informasi dari beberapa situs web teratas yang dianggapnya paling relevan.
Di sinilah letak celahnya. Para penipu kini mempelajari cara kerja algoritma ini. Mereka membuat situs-situs web palsu yang dioptimalkan secara khusus (sebuah teknik yang disebut SEO poisoning) agar bisa muncul di peringkat atas untuk kata kunci tertentu, terutama yang berkaitan dengan layanan pelanggan perbankan.
Kronologi Modus Penipuan ‘Ringkasan AI’
Mari kita lihat skenario bagaimana seorang korban scam bisa terjebak:
- Korban Mengalami Masalah: Misalkan, seorang nasabah bernama Budi mengalami masalah dengan aplikasi mobile banking-nya dan ingin mencari nomor call center resmi bank-nya.
- Mencari di Google: Budi mengetik di Google: “nomor call center Bank ABC”.
- Ringkasan AI yang Menyesatkan: Di bagian paling atas hasil pencarian, muncul kotak Ringkasan AI yang terlihat sangat resmi. AI Google, yang tidak bisa membedakan niat baik dan jahat, merangkum informasi dari berbagai situs. Tanpa disadari, salah satu situs yang dirangkumnya adalah situs palsu buatan si penipu yang sudah dioptimalkan.
- Informasi Palsu Disajikan: Ringkasan AI tersebut kemudian menampilkan sebuah jawaban: “Nomor call center resmi Bank ABC adalah [Nomor Telepon Palsu Milik Penipu].”
- Korban Terjebak: Budi, yang percaya penuh pada informasi yang disajikan di kotak teratas Google, langsung menelepon nomor palsu tersebut. Di ujung telepon, si penipu yang menyamar sebagai petugas bank akan memandunya untuk memberikan data-data sensitif seperti username, password, PIN, atau bahkan kode OTP.
- Rekening Dikuras: Dengan data tersebut, si penipu akan langsung menguras habis isi rekening Budi.
Mengapa Modus Ini Jauh Lebih Berbahaya?
Modus penipuan melalui Ringkasan AI ini beberapa kali lipat lebih berbahaya daripada email phishing biasa karena ia meruntuhkan benteng pertahanan utama kita: kepercayaan. Kita telah terbiasa selama puluhan tahun untuk memercayai bahwa informasi yang berada di peringkat teratas Google adalah yang paling akurat dan kredibel. Fitur Ringkasan AI semakin memperkuat kepercayaan ini karena disajikan dalam format jawaban yang lugas dan seolah-olah sudah diverifikasi oleh Google.
Kecanggihan teknologi memang seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, AI bisa menghadirkan fitur luar biasa seperti Live Translate di WhatsApp yang meruntuhkan tembok bahasa. Namun di sisi lain, AI yang sama juga bisa dieksploitasi oleh pihak jahat untuk tujuan kriminal.
Cara Melindungi Diri: Jadilah Pengguna yang Kritis
Bagaimana cara agar kita tidak menjadi korban berikutnya? Kuncinya adalah dengan membangun lapisan skeptisisme baru saat menggunakan mesin pencari.
- Jangan Percaya 100% pada Ringkasan AI: Anggap Ringkasan AI hanya sebagai petunjuk awal, bukan sebagai kebenaran final, terutama untuk informasi yang sangat sensitif seperti nomor telepon layanan pelanggan atau tautan login.
- Selalu Verifikasi ke Sumber Asli: Alih-alih langsung menyalin nomor telepon dari ringkasan, selalu klik tautan biru dari situs web resmi (misalnya,
www.bank-resmi.com
) yang muncul di bawahnya dan cari informasi kontak langsung dari situs tersebut. - Waspadai Tautan yang Aneh: Perhatikan URL atau alamat situs web yang menjadi sumber dari ringkasan tersebut. Jika namanya aneh atau tidak terlihat seperti situs resmi, jangan pernah mengkliknya.
- Gunakan Aplikasi Resmi: Untuk urusan perbankan atau layanan penting lainnya, cara paling aman adalah dengan selalu menghubungi layanan pelanggan melalui nomor atau fitur chat yang tersedia di dalam aplikasi resmi mereka, bukan dari hasil pencarian Google.
Pentingnya literasi digital dan kewaspadaan terhadap penipuan online ini terus-menerus disuarakan oleh para ahli. Sumber-sumber kredibel seperti Indonesia’s National Computer Security Incident Response Team (ID-SIRTII/CC) yang dikelola oleh BSSN seringkali memberikan peringatan dan panduan mengenai modus-modus penipuan terbaru.
Waspada Penipu: Pemikiran Kritis adalah Perisai Terbaik
Pada akhirnya, kasus penipuan yang memanfaatkan Ringkasan AI Google ini adalah sebuah pelajaran berharga tentang evolusi kejahatan siber. Para penipu akan selalu beradaptasi dan menggunakan teknologi terbaru sebagai senjata mereka. Ini berarti, kita sebagai pengguna juga harus terus meng-update “antivirus” di dalam kepala kita, yaitu kemampuan berpikir kritis. Jangan pernah menyerahkan kepercayaan Anda sepenuhnya pada algoritma, secanggih apa pun itu. Selalu verifikasi, selalu cek ulang, dan selalu pertanyakan informasi sensitif yang Anda temukan online. Di era AI, kewaspadaan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk bertahan hidup secara digital. Waspada penipu!