Home > Berita Viral > BlackBerry Classic ‘KW’ Beredar, Pakai Android dan Bisa Dimodif

BlackBerry Classic ‘KW’ Beredar, Pakai Android dan Bisa Dimodif

///
Comments are Off

BlackBerry Classic ‘Hidup Kembali’ di Tangan China, Kini Jalankan Android!

Di sebuah sudut dunia teknologi yang dipenuhi oleh layar sentuh berukuran raksasa, sebuah anomali dari masa lalu secara mengejutkan bangkit kembali. Ingatkah Anda dengan BlackBerry Classic? Ponsel ikonik dengan keyboard QWERTY fisik yang pernah menjadi simbol status dan produktivitas di masa jayanya. Di saat banyak yang mengira era ponsel seperti ini sudah punah selamanya, sebuah versi “reinkarnasi” yang sangat unik kini muncul dari Tiongkok.

Beredar di berbagai platform e-commerce global seperti AliExpress, sebuah perangkat yang mengusung desain identik dengan BlackBerry Classic kini dijual bebas. Namun, ini bukanlah produk lawas biasa. Perangkat “KW” atau kloningan ini telah dimodifikasi secara total di bagian dalamnya. Ia tidak lagi menjalankan sistem operasi BlackBerry 10 yang sudah mati, melainkan ditenagai oleh Android. Lebih gilanya lagi, perangkat ini dirancang agar sangat mudah untuk dimodifikasi, menjadikannya sebuah “kanvas” baru bagi para pencinta gawai nostalgia.

 

Kilas Balik: Mengapa BlackBerry Classic Begitu Dicintai?

Untuk memahami mengapa ada orang yang repot-repot “membangkitkan” ponsel ini, kita perlu mengingat kembali mengapa BlackBerry Classic (yang dirilis pada 2014) begitu istimewa. Ia adalah salah satu upaya terakhir BlackBerry untuk menggabungkan pesona klasik mereka dengan teknologi modern. Ia memiliki:

  • Keyboard Fisik Terbaik: Sensasi mengetik di atas keyboard fisik BlackBerry hingga kini dianggap tidak ada tandingannya.
  • Trackpad Optik: Tombol navigasi ikonik yang memungkinkan navigasi yang sangat presisi.
  • BlackBerry 10 OS: Sebuah sistem operasi yang sangat aman dan efisien untuk produktivitas.

Bagi para profesional dan loyalisnya, kombinasi ini adalah surga produktivitas.

 

Bedah Tuntas ‘BlackBerry Classic’ Versi Android

Ponsel kloningan ini, meskipun dari luar terlihat identik, di bagian dalamnya adalah sebuah “monster” yang sama sekali berbeda.

  • Sistem Operasi Android: Ini adalah perubahan terbesar. Dengan menjalankan OS Android (meskipun versi lama), ponsel ini secara teoretis bisa mengakses jutaan aplikasi modern dari Google Play Store, mengatasi kelemahan terbesar dari BlackBerry 10 yang toko aplikasinya sudah mati.
  • Jeroan yang ‘Seadanya’: Jangan berharap performa sekelas flagship. Ponsel ini ditenagai oleh chipset kelas bawah, RAM yang terbatas, dan layar dengan resolusi yang tidak terlalu tinggi. Tujuannya jelas bukan untuk bermain game berat atau multitasking intens.
  • Bisa Dibongkar-Pasang (Modifiable): Inilah nilai jual utamanya. Ponsel ini dirancang oleh para insinyur komunitas Tiongkok agar komponen-komponennya, seperti baterai dan bahkan motherboard, bisa dengan mudah dilepas dan diganti. Ini membuka pintu bagi para hobiis untuk melakukan kustomisasi atau perbaikan sendiri.

 

Siapa Target Pasarnya? Nostalgia dan Kebutuhan Niche

Siapa yang akan membeli ponsel aneh seperti ini di tahun 2025? Ternyata, ada beberapa ceruk pasar (niche market) yang sangat spesifik.

1. Para Pecandu Keyboard Fisik: Masih ada sekelompok kecil orang yang sangat merindukan sensasi mengetik di atas tombol fisik. Bagi mereka, keyboard virtual di layar sentuh terasa tidak presisi dan tidak memuaskan. Ponsel ini adalah jawaban atas kerinduan mereka.

2. Komunitas ‘Tukang Oprek’ (Modders dan Tinkerers): Bagi para hobiis elektronik, ponsel yang bisa dibongkar-pasang ini adalah sebuah mainan yang sangat menarik. Mereka bisa bereksperimen dengan mengganti komponen atau bahkan mencoba menginstal sistem operasi alternatif.

3. Mereka yang Butuh ‘Digital Detox’: Di tengah gempuran media sosial dan notifikasi yang tak henti-hentinya, sebagian orang mencari perangkat kedua yang lebih simpel. Ponsel ini, dengan layarnya yang kecil dan performanya yang tidak terlalu kencang, “memaksa” penggunanya untuk fokus hanya pada hal-hal esensial seperti email dan chat.

Kinerja perangkat yang lambat seringkali bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana. Seperti yang dibahas dalam artikel tentang pentingnya me-restart HP, terkadang masalah performa bisa diselesaikan dengan cara yang mudah.

Untuk mengikuti perkembangan terbaru dari dunia smartphone unik dan berbagai gawai aneh lainnya, sumber-sumber kredibel dari media teknologi internasional seperti Liliputing adalah rujukan yang sangat menarik.

 

Penutup: Jembatan Antara Masa Lalu dan Masa Kini

Pada akhirnya, kemunculan kembali BlackBerry Classic dalam wujud Android ini adalah sebuah fenomena budaya yang menarik. Ini adalah bukti bahwa di tengah laju inovasi yang tak terbendung, selalu ada ruang untuk nostalgia. Perangkat ini mungkin tidak akan laku keras atau menyaingi raksasa seperti Apple dan Samsung. Namun, keberadaannya menjadi sebuah jembatan yang indah antara masa lalu dan masa kini. Ia menawarkan sensasi taktil dan kesederhanaan dari era lama, yang dibalut dengan fleksibilitas perangkat lunak dari era modern. Bagi sekelompok kecil penggemarnya, ini lebih dari sekadar ponsel; ini adalah sebuah mesin waktu yang bisa dimasukkan ke dalam saku.

You may also like
Mengapa Banyak Warga Jepang Masih Setia pada iPhone Jadul?
Konferensi Robot Global 2025 Pamerkan Ratusan Humanoid
China Buat OS AI ‘Ling OS’, Bisa Ingat dan Belajar Seperti Manusia
hp blackberry android
HP BlackBerry Android: Bangkitnya Legenda Classic dengan OS