Dunia teknologi selalu penuh kejutan, tapi nggak ada yang nyangka kalau Huawei bakal beneran ngerilis smartphone lipat tiga pertama di dunia. Kenalin, ini dia Huawei Mate XT, ponsel futuristik yang bisa berubah dari smartphone standar jadi tablet ukuran 10 inci—semuanya dalam satu lipatan aja.
Buat kamu yang ngikutin tren gadget, pasti tahu kalau lipat dua aja udah bikin heboh. Sekarang, Huawei bawa itu ke level selanjutnya: lipat tiga! Tapi pertanyaannya, apakah ini cuma gimmick mahal atau beneran revolusi buat pengguna mobile masa depan?
Desain Lipat Tiga: Inovasi atau Eksperimen?
Huawei Mate XT hadir dengan konsep unik: tiga panel layar fleksibel yang bisa dilipat seperti selebaran. Saat dibentangkan penuh, kamu dapetin layar OLED fleksibel 10,2 inci dengan resolusi tajam dan refresh rate 120Hz. Pas dilipat, ukurannya turun jadi sekitar 6,5 inci—mirip ukuran HP biasa.
Yang bikin spesial, desain lipat tiga ini kasih pengalaman yang jauh lebih fleksibel: bisa dipakai mode ponsel, mini tablet, atau full tablet. Cocok buat kamu yang kerja mobile, hobi streaming, atau bahkan buat multitasking kerja & hiburan sekaligus.
Materialnya pakai lapisan nano-polimer tahan lentur generasi baru, yang diklaim tahan lebih dari 300.000 kali lipat. Engselnya juga pakai sistem ‘dragon spine’ untuk memastikan fleksibilitas tanpa ngeganggu layar.
Spesifikasi Gahar: Bukan Cuma Tampilan
Huawei nggak main-main soal performa. Di dalam Huawei Mate XT kamu bakal nemuin:
- Chipset Kirin 9010 3nm dengan AI processing generasi keempat
- RAM 16GB LPDDR5X dan storage 512GB UFS 4.0
- Baterai 5.600 mAh, fast charging 88W + wireless 40W
- Kamera utama 50MP RYYB, ultrawide 12MP, dan periscope 8MP
- Selfie 16MP under-display camera
Performa multitasking dan gaming bisa dibilang brutal—semua jalan lancar tanpa panas berlebih. Bahkan, Huawei nambahin cooling layer cerdas yang menyesuaikan suhu tiap bagian layar yang aktif.
AI dan HarmonyOS: Alternatif Android yang Makin Matang
Karena masalah embargo, Huawei udah nggak bisa pakai Google Mobile Services. Tapi sekarang mereka punya HarmonyOS 5.0, sistem operasi yang makin mulus dan minim bug. Beberapa fitur unggulannya:
- Multi-screen collaboration buat sync antar perangkat
- AI Task Scheduler untuk hemat baterai dan RAM
- Gesture control canggih buat buka app tanpa sentuhan langsung
Fitur-fitur ini bikin Mate XT cocok buat user yang butuh sistem cepat, aman, dan nggak banyak drama. Walau nggak bisa install GMS resmi, AppGallery terus berkembang, dan udah dukung banyak aplikasi populer—termasuk banking dan produktivitas.
Pengalaman Pengguna: Futuristik Tapi Tetap Fungsional?
Punya HP lipat tiga emang kedengeran keren, tapi gimana rasanya dipakai sehari-hari? Jawabannya: surprisingly nyaman, meskipun butuh adaptasi. Transisi antar mode—dari ponsel ke tablet atau sebaliknya—berjalan mulus, berkat animasi UI HarmonyOS yang udah disesuaikan khusus untuk form factor ini.
Huawei juga nyisipin fitur “Split Mode+” yang otomatis bagi layar jadi tiga bagian aktif saat full mode. Kamu bisa nonton YouTube sambil buka email dan scroll dokumen tanpa lag. Bahkan ada mode “mirror screen” buat kerja kolaboratif.
Tapi jujur, ukurannya yang gede saat dibentang bakal makan tempat kalau kamu tipikal yang suka pakai HP sambil jalan. Ini bukan HP buat semua orang, tapi lebih cocok buat power user atau profesional yang butuh perangkat kerja on the go.
Kelebihan Huawei Mate XT
Berikut hal-hal yang bikin Huawei Mate XT beda dari flagship biasa:
- 💡 Form factor unik: kamu punya 3 perangkat dalam 1—ponsel, mini tablet, dan tablet.
- ⚙️ Performa flagship sejati: Kirin 9010 + RAM 16GB = mulus di segala skenario.
- 🔋 Baterai gede dan fast charging: nggak cuma tahan lama, tapi juga cepet isi ulangnya.
- 🔒 Fitur keamanan canggih: termasuk AI privacy control dan sidik jari ultrasonik tersembunyi.
- 📸 Kamera versatile: dari close-up sampai ultra-wide, semua dapet hasil konsisten.
Kekurangan Huawei Mate XT
Nggak ada teknologi yang sempurna. Ini beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum beli:
- ❌ Harga mahal banget: Rp 39-41 juta untuk varian global, belum termasuk aksesoris.
- ❌ Belum dukung GMS: masih nggak bisa akses Google Play Store secara resmi.
- ❌ Masih tebal dan berat: walau desain lipat tiga keren, tebalnya cukup terasa di kantong.
- ❌ Belum cocok buat pengguna mainstream: terlalu niche dan butuh adaptasi mindset.
Perbandingan dengan Lipat Lain: Samsung, Honor, dan Motorola
Kalau kita bandingin dengan kompetitor di kelas foldable, posisi Huawei Mate XT lumayan unik:
Brand | Model | Layar Lipat | Ukuran Maksimal | OS | Harga |
Huawei | Mate XT | Triple Fold | 10,2 inci | HarmonyOS 5 | ± Rp40 jt |
Samsung | Galaxy Z Fold 6 | Dual Fold | 7,8 inci | Android One UI | ± Rp35 jt |
Honor | Magic V2 | Dual Fold | 8 inci | Android MagicUI | ± Rp33 jt |
Motorola | Razr 50 Ultra | Clamshell | 6,9 inci (folded) | Android MyUX | ± Rp26 jt |
Dari tabel ini jelas: Huawei unggul di ukuran layar dan fleksibilitas, tapi masih tertinggal soal dukungan software dan harga yang bersahabat.
Apakah Huawei Mate XT Layak Dibeli?
Kalau kamu tipe pengguna yang suka eksplorasi teknologi baru dan butuh device dengan layar besar tapi tetap mobile, Huawei Mate XT bisa jadi pilihan yang exciting. Tapi kalau kamu masih nyaman dengan format konvensional atau butuh akses penuh ke Google, mungkin lebih bijak untuk tunggu versi lebih matang atau pertimbangkan flagship Android lain.
Insight Tambahan: Tren Inovasi Serupa di Dunia Olahraga
Perkembangan teknologi seperti Huawei Mate XT punya kemiripan filosofi dengan apa yang terjadi di dunia olahraga Indonesia. Misalnya dalam artikel Review Perplexity AI WhatsApp Chatbot
, kita lihat bagaimana inovasi strategi dan kombinasi pemain muda jadi kunci keberhasilan. Sama halnya dengan Huawei—mereka berani ambil risiko dengan inovasi untuk hasil besar di masa depan.