Home > Business > IHSG Ditutup Melemah di Zona Merah Setelah Balik Arah

IHSG Ditutup Melemah di Zona Merah Setelah Balik Arah

///
Comments are Off

Drama di Menit Akhir, IHSG Balik Arah dan Ditutup di Zona Merah

Sebuah drama terjadi di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan hari Kamis, 18 September 2025. Setelah sepanjang hari bergerak optimistis di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara mengejutkan berbalik arah secara drastis di sesi-sesi akhir perdagangan. Aksi jual yang masif di menit-menit terakhir membuat IHSG ditutup anjlok dan terperosok ke zona merah.

Pergerakan roller coaster ini sontak menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan di kalangan para investor. Sentimen positif yang sempat menyelimuti pasar di pagi hari seolah lenyap begitu saja, digantikan oleh tekanan jual yang berat. Apa sebenarnya yang memicu pembalikan arah yang tiba-tiba ini? Dan apa artinya ini bagi pergerakan pasar di sisa pekan ini?

 

Data Perdagangan Kamis (18 September 2025)

Untuk memahami dramanya, mari kita lihat angka-angka penutupan perdagangan hari ini:

  • IHSG Ditutup: di level 7.098,2
  • Perubahan: Melemah 48,1 poin atau -0,67%
  • Level Tertinggi Hari Ini: 7.189,3
  • Level Terendah Hari Ini: 7.091,5
  • Total Transaksi: Rp 11,2 triliun
  • Aliran Dana Asing: Investor asing tercatat masih melanjutkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 350 miliar di seluruh pasar.

Data ini menunjukkan sebuah volatilitas yang cukup tinggi. Indeks sempat naik signifikan, hampir menyentuh level 7.200, sebelum akhirnya “dibanting” turun hampir 100 poin dari level tertingginya.

 

Analisis Pembalikan Arah: Mengapa Pasar Tiba-tiba Pesimis?

Pembalikan arah IHSG ini kemungkinan besar dipicu oleh kombinasi antara faktor eksternal yang kembali memburuk dan aksi ambil untung (profit taking) dari para investor domestik.

1. Sentimen Eksternal: Kekhawatiran Baru dari AS Meskipun bursa regional Asia pagi ini bergerak variatif, sentimen mulai memburuk di sore hari menjelang pembukaan pasar Eropa. Muncul kabar bahwa data inflasi produsen (Producer Price Index – PPI) di Amerika Serikat untuk bulan Agustus ternyata dirilis lebih tinggi dari perkiraan.

  • Mengapa Ini Penting? Data inflasi yang “bandel” ini kembali memicu kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS, The Federal Reserve, akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama lagi (higher for longer). Suku bunga tinggi di AS adalah “racun” bagi pasar negara berkembang seperti Indonesia karena membuat investor asing cenderung menarik dananya kembali ke AS.

2. Tekanan Nilai Tukar Rupiah yang Berlanjut Kekhawatiran akan kebijakan The Fed ini secara langsung memberikan tekanan pada nilai tukar Rupiah. Seharian ini, Rupiah terus diperdagangkan dalam posisi yang lemah. Pelemahan Rupiah membuat aset-aset dalam mata uang lokal (seperti saham) menjadi kurang menarik bagi investor asing. Tekanan ini merupakan lanjutan dari tren pelemahan yang terjadi sebelumnya, di mana Dolar AS bahkan sempat menembus Rp 16.527.

3. Aksi Profit Taking Investor Domestik Melihat indeks yang sudah naik cukup tinggi sejak pagi, sebagian investor domestik, terutama para trader harian, kemungkinan besar memutuskan untuk merealisasikan keuntungan mereka di sesi akhir. Aksi jual ini kemudian memicu aksi jual lainnya, menciptakan efek bola salju yang menekan indeks turun dengan cepat.

 

Pergerakan Sektoral dan Saham-saham Penggerak

Sebagian besar sektor berakhir di zona merah, dipimpin oleh pelemahan di sektor keuangan dan teknologi. Saham-saham perbankan big caps seperti BBCA dan BBRI, yang tadinya menjadi motor penggerak di sesi pagi, berbalik menjadi pemberat utama di sesi sore.

Di sisi lain, saham-saham di sektor energi, terutama batu bara, masih menunjukkan sedikit kekuatan, ditopang oleh kenaikan harga komoditas global. Namun, penguatan ini tidak cukup kuat untuk bisa menahan laju penurunan IHSG secara keseluruhan.

Untuk mendapatkan data pergerakan IHSG, saham, dan analisis pasar secara real-time, para investor bisa mengakses platform-platform berita keuangan terpercaya seperti CNBC Indonesia – Market Data (https://www.cnbcindonesia.com/market-data).

 

IHSG DItutup Melemah: Volatilitas Pasar dan Pentingnya Kesabaran

Pada akhirnya, hari perdagangan yang baru saja kita lewati adalah sebuah pengingat yang jelas tentang betapa fluktuatifnya pasar saham dalam jangka pendek. IHSG ditutup di zona merah setelah sempat memberikan harapan di pagi hari, menunjukkan bahwa sentimen bisa berubah dalam sekejap mata. Bagi para investor, terutama investor jangka panjang, pergerakan harian seperti ini seharusnya tidak menimbulkan kepanikan. Kunci utamanya adalah tetap berpegang pada rencana investasi Anda, terus memantau fundamental ekonomi, dan tidak membuat keputusan impulsif yang didasari oleh “kebisingan” pasar harian. Perjalanan pasar saham selalu diwarnai oleh drama, dan hari ini adalah salah satu babaknya.

You may also like
Nasihat Ahli Keuangan: Bahaya Menimbun Uang di Rekening
Mengenal 4 Jenis Trader di Pasar Keuangan, Termasuk
5 Bentuk Manipulasi Broker yang Wajib Diwaspadai Trader
Alasan Gen Z & Milenial Tetap Optimis Capai Tujuan Keuangan