Huawei Berjaya di “Kandang Sendiri”, Kalahkan Apple
Sebuah kebangkitan yang nyaris mustahil, yang sempat dianggap sebagai dongeng oleh banyak analis Barat, kini telah menjadi kenyataan tak terbantahkan. Setelah bertahun-tahun berjibaku di bawah tekanan sanksi teknologi berat dari Amerika Serikat, Huawei secara resmi telah merebut kembali takhtanya. Laporan pangsa pasar smartphone untuk kuartal kedua (Q2) 2025 di Tiongkok menunjukkan bahwa ponsel Huawei kini kembali menjadi merek nomor satu di “kandangnya” sendiri.
Kebangkitan sang raksasa ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga secara efektif merombak total peta persaingan di pasar smartphone terbesar di dunia. Apple, yang selama ini menjadi satu-satunya pemain asing yang mampu bertahan di papan atas, kini harus merasakan pahitnya terlempar dari posisi tiga besar, tak berdaya menghadapi gempuran Huawei dan vendor-vendor lokal lainnya. Ini adalah sebuah kisah tentang resiliensi, inovasi, dan kekuatan nasionalisme yang berhasil membalikkan semua prediksi.
Kebangkitan Sang Raksasa Ponsel Huawei: Data Pangsa Pasar Terbaru Q2 2025
Data terbaru dari lembaga riset pasar teknologi ternama menyajikan sebuah gambaran yang dramatis. Untuk periode April-Juni 2025 di pasar Tiongkok:
- Huawei: berhasil merebut pangsa pasar sekitar 20%.
- Honor: (mantan sub-merek Huawei) berada di posisi kedua dengan 18%.
- Vivo: menempati posisi ketiga dengan 17%.
- OPPO: berada di posisi keempat dengan 16%.
- Apple: tergelincir ke posisi kelima dengan pangsa pasar yang terus menurun, kini di angka 15%.
Angka-angka ini sangatlah signifikan. Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun terakhir Huawei kembali ke puncak. Lebih dari itu, ini menandai pertama kalinya sebuah sistem operasi yang sepenuhnya independen—HarmonyOS NEXT—berhasil mengalahkan dominasi iOS dan Android (yang digunakan oleh Honor, Vivo, dan OPPO) di pasar raksasa. Laporan kuartal terbaru dari lembaga riset seperti Counterpoint Research mengonfirmasi pergeseran seismik ini, menyoroti bagaimana kebangkitan Huawei telah menjadi faktor paling disruptif di industri.
Senjata Rahasia #1: Kemandirian Chip Kirin dan Ekosistem HarmonyOS
Apa rahasia di balik kebangkitan ajaib ponsel Huawei ini? Jawabannya terletak pada dua pilar teknologi yang berhasil mereka bangun secara mandiri.
Pertama adalah kembalinya chipset Kirin yang berteknologi 5G. Inilah game-changer sesungguhnya. Setelah sanksi AS memutus akses mereka ke teknologi chip canggih, Huawei sempat terpuruk. Namun, keberhasilan mereka untuk merancang dan memproduksi kembali chipset Kirin berkinerja tinggi secara mandiri adalah sebuah kemenangan teknologi yang luar biasa. Ini memungkinkan mereka untuk kembali merilis ponsel flagship yang mampu bersaing secara langsung, fitur demi fitur. Di mana iPhone yang menggunakan chip A-series atau ponsel Android lain yang menggunakan Snapdragon.
Kedua adalah HarmonyOS NEXT. Ini bukan lagi sekadar “kulit” di atas Android. Ini adalah sistem operasi murni yang dibangun dari nol, yang tidak lagi bergantung pada kode Android. Transisi penuh ke HarmonyOS NEXT ini menciptakan sebuah ekosistem yang sangat mulus dan terintegrasi antara semua perangkat Huawei—mulai dari ponsel, tablet, laptop, jam tangan, hingga mobil. Pengalaman pengguna yang unik dan terpadu inilah yang menjadi “benteng pertahanan” Huawei yang tidak bisa ditiru oleh para pesaingnya.
Senjata Rahasia #2: Gelombang Nasionalisme dan ‘Efek Apel Lokal’
Selain keunggulan teknologi, ada satu senjata lain yang tak kalah kuatnya: sentimen nasionalisme. Di mata sebagian besar konsumen Tiongkok, Huawei bukan lagi sekadar merek ponsel; ia adalah simbol dari perlawanan dan harga diri bangsa dalam menghadapi tekanan geopolitik. Membeli sebuah ponsel Huawei dianggap sebagai sebuah tindakan patriotik, sebuah cara untuk mendukung “juara nasional” mereka.
Status ini mengubah Huawei menjadi sebuah “merek aspiratif” yang berbeda. Jika dulu iPhone adalah simbol kemewahan dan status, kini Huawei menawarkan simbol baru: status sebagai warga negara yang bangga dan mendukung kemandirian teknologi bangsanya. Citra ini, yang terus diperkuat oleh media pemerintah dan narasi publik, menjadi kekuatan marketing yang tidak bisa dibeli dengan uang. Inovasi perangkat keras menjadi kunci untuk menarik konsumen. Huawei tidak hanya berani di sektor ponsel konvensional, tetapi juga terus mendorong batasan, seperti yang terlihat pada ambisi mereka untuk menciptakan smartphone lipat tiga Huawei Mate XT. Keberanian untuk berinovasi inilah yang sangat diapresiasi oleh pasar domestik mereka.
Apple Terjepit: Mengapa iPhone Kehilangan Pesonanya di Tiongkok?
Di tengah kebangkitan Huawei, Apple menjadi korban terbesar. Ada beberapa alasan mengapa iPhone kini “tak berdaya” di Tiongkok.
- Persaingan yang Semakin Ketat: Dulu, pesaing utama Apple di segmen premium hanya Huawei. Kini, mereka harus berhadapan tidak hanya dengan Huawei yang bangkit kembali, tetapi juga dengan merk ponsel lainnya. Di antaranya Honor, Vivo, dan OPPO yang semakin agresif merilis ponsel flagship dan lipat dengan fitur-fitur inovatif.
- Kurangnya Inovasi yang ‘Wow’: Sebagian konsumen Tiongkok, yang sangat melek teknologi, mulai menganggap pembaruan pada model-model iPhone terbaru bersifat inkremental dan kurang menarik dibandingkan dengan inovasi perangkat keras yang ditawarkan oleh Huawei, terutama di sektor ponsel lipat.
- Tekanan Halus Geopolitik: Meskipun tidak ada larangan resmi, ada laporan mengenai imbauan bagi para pegawai negeri dan karyawan perusahaan BUMN untuk tidak menggunakan iPhone, yang secara perlahan menggerus citra dan pangsa pasar Apple.
Ponsel Huawei: Sebuah Kemenangan Teknologi dan Nasionalisme
Pada akhirnya, kembalinya ponsel Huawei ke puncak tahta di “kandangnya” sendiri adalah sebuah kemenangan. Hal ini didasari oleh kombinasi sempurna antara kemandirian teknologi, inovasi tanpa henti, dan gelombang patriotisme konsumen yang luar biasa. Ini adalah sebuah studi kasus yang akan dipelajari selama bertahun-tahun tentang bagaimana sebuah perusahaan bisa bertahan dan bahkan berbalik menang di tengah tekanan geopolitik yang ekstrem. Pertanyaannya sekarang, dengan fondasi pasar domestik yang begitu kokoh, bisakah Huawei mulai mereplikasi kesuksesan fenomenal ini di luar Tiongkok dan kembali menjadi pemain global yang diperhitungkan? Dunia menunggu jawabannya.