Home > Berita Viral > “Schedule I” – Simulator Bisnis Narkoba yang Bikin Heboh Steam

“Schedule I” – Simulator Bisnis Narkoba yang Bikin Heboh Steam

///
Comments are Off

Kalau biasanya kamu main game farming simulator, truck simulator, atau yang chill-chill kayak PowerWash, siap-siap mindblown. Karena ada satu game indie baru yang muncul di Steam dan langsung meledak karena konsepnya super nyeleneh: Schedule I. Game ini ngebawa kamu bukan ke dunia pertanian atau balapan, tapi… bisnis narkoba.

Iya, kamu nggak salah baca. Schedule I adalah simulator crime life yang ngajak kamu ngebangun kartel narkoba dari nol, lengkap dengan drama bisnis, konflik antar geng, dan bumbu dark comedy yang absurd tapi bikin nagih. Di tengah kontroversi temanya, game ini justru dapet review positif dan viral di komunitas gaming. Kenapa bisa gitu?

 

Awal Mula: Game Indie dari Studio Kecil Australia

Schedule I dikembangkan oleh tim kecil asal Australia yang sebelumnya cuma bikin game simulasi sederhana. Tapi kali ini mereka nekat. Mereka angkat tema yang secara hukum dan moral abu-abu, tapi tetap dalam konteks fiksi dan satir. Hasilnya? Game yang bikin kamu mikir, ngakak, dan penasaran dalam waktu bersamaan.

Dengan grafis low poly ala GTA San Andreas dan vibes mirip Hotline Miami, Schedule I langsung ngebangun atmosfer dunia bawah tanah yang kelam tapi absurd. Kombinasi ini berhasil menarik perhatian gamer yang haus akan pengalaman baru yang beda dari mainstream.

 

Gameplay: Dari Tukang Masak Jadi Raja Kartel

Kamu mulai game ini sebagai karakter low-life yang hidup miskin dan pengangguran. Pilihan pertama kamu adalah mulai “masak” produk sendiri — kayak awal cerita serial Breaking Bad. Tapi jangan bayangin gameplay-nya full action. Ini lebih ke strategi + manajemen.

Kamu harus atur:

  • Produksi & distribusi barang ilegal
  • Negosiasi dengan geng dan polisi korup
  • Money laundering lewat bisnis legal
  • Rekrutmen anak buah dan perlengkapan senjata

Uniknya, setiap keputusan yang kamu ambil punya konsekuensi. Misalnya kamu tergoda ambil order besar dari mafia Rusia tapi nggak punya cukup backup? Siap-siap digerebek atau dikhianatin anak buah sendiri.

Mekanisme Pilihan Moral & Dark Comedy

Salah satu elemen yang bikin Schedule I beda dari game bertema kriminal lainnya adalah sistem pilihan moral yang nggak sekadar hitam-putih. Kadang kamu harus pilih antara bikin produk aman buat pelanggan atau potong biaya dan risikonya naik. Dan di sinilah game ini nunjukin sisi dark comedy-nya.

Contohnya, kamu bisa kasih nama produkmu “Happy Crack” atau “Tears of Ex”, dan lihat reaksi pasar. Atau pas kamu ketemu geng saingan, ada opsi buat ngajak ngopi dulu sebelum negosiasi atau langsung ngebom base mereka pake drone.

Sarkasme dan satirnya nendang banget. Dialog antar karakter juga ditulis dengan gaya komedi gelap yang khas, bikin pemain ketawa kecut sambil mikir, “Kok bisa ya ini jadi lucu?”

Mode Permainan: Bebas dan Ngawur Tapi Terstruktur

Schedule I punya dua mode utama: Story Mode dan Sandbox Mode. Di story mode, kamu ngikutin perjalanan karakter utama dari nol sampai jadi bos kartel, lengkap dengan cutscene dan dialog. Sedangkan sandbox mode lebih bebas — kamu bisa eksplor map, coba skenario aneh, atau eksperimen strategi bisnis paling absurd.

Beberapa fitur kunci yang bikin mode sandbox makin seru:

  • Bisa ngatur pajak fiktif buat cuci uang
  • Beli politisi buat amankan wilayah
  • Nyalain sistem “publicity” buat promosi bisnis… lewat TikTok dalam game!

Yep, kamu bisa hire karakter in-game buat jadi influencer dan viralin barangmu. Satirnya dapet banget!

Reaksi Komunitas: Antara Ngakak dan Deg-degan

Begitu rilis di Steam Early Access awal Mei 2025, Schedule I langsung masuk top 10 best-seller. Dengan rating “Very Positive” dari ribuan ulasan, mayoritas pemain puji game ini sebagai angin segar di genre simulator.

Gue nggak nyangka, game absurd kayak gini bisa se-strategis ini. Lo harus mikir, tapi sambil ketawa sendiri,” tulis user Steam @methgamer420.

Tapi tentu aja, nggak semua suka. Ada yang bilang temanya terlalu berisiko dan bisa memicu kontroversi. Beberapa reviewer mengkritik bahwa walau satire, game ini tetap menjadikan narkoba sebagai “objek permainan”.

Isu Kontroversial: Glorifikasi atau Satire?

Salah satu pertanyaan besar dari game ini adalah: “Apakah Schedule I mengglorifikasi narkoba?” Jawaban pendeknya: enggak. Tapi emang ada area abu-abu yang bikin orang debat.

Pengembangnya sendiri udah bilang bahwa tujuan mereka bukan buat mendukung tindakan ilegal, tapi nunjukin realita pahit dunia kriminal dengan cara satir dan over-the-top. Mereka bahkan munculin banyak ending buruk kalau kamu terlalu “serakah” dalam bisnis gelap ini — termasuk ending di mana karakter utamamu OD atau dibunuh anak buah sendiri.

Dan justru di situlah kritik sosialnya muncul: keserakahan, kekuasaan, dan bisnis gelap selalu punya harga. Cara game ini menyampaikan pesan tersebut nggak preachy, tapi dibalut dalam humor absurd dan gameplay menantang.

Spesifikasi Minimum & Ketersediaan

Kalau kamu penasaran dan pengen coba, kabar baiknya: Schedule I nggak butuh PC dewa.

Spesifikasi Minimum:

  • OS: Windows 10
  • RAM: 4GB
  • GPU: Intel UHD / GTX 960 ke atas
  • Storage: 3GB
  • Harga: $14.99 (sekitar Rp 230 ribu)

Game ini udah tersedia di Steam sejak awal Mei 2025 dan masih dalam versi Early Access, tapi pembaruan rutin terus dikasih tiap minggu.

Penutup: Ketika Bisnis Gelap Jadi Simulasi yang Mikir dan Ngakak

Schedule I adalah bukti bahwa game bisa jadi media kritik sosial dan satire yang efektif — asalkan digarap dengan cerdas. Di tengah game mainstream yang itu-itu aja, game ini hadir dengan ide berani, humor gelap, dan gameplay yang surprisingly dalam.

Tapi tentu, ini bukan game buat semua orang. Kalau kamu sensitif sama tema narkoba atau nyari game casual buat healing, mungkin bukan pilihan tepat. Tapi kalau kamu suka eksplor hal baru, punya selera humor edgy, dan suka mikir strategis, Schedule I bisa jadi pengalaman yang… out of the box banget.