Upin Ipin Universe Dikecam, Warga Malaysia Serukan Boikot
Sebuah ironi yang miris tengah terjadi. Upin & Ipin, dua karakter kembar ikonik yang selama ini menjadi kebanggaan nasional Malaysia dan idola bagi jutaan anak-anak di Asia Tenggara, kini justru menjadi sasaran kemarahan dari “kandangnya” sendiri. Proyek ambisius terbaru dari rumah produksi Les’ Copaque, yang diberi nama Upin & Ipin Universe, memicu seruan boikot.
Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa sebuah jenama yang begitu dicintai tiba-tiba berbalik menjadi musuh publik? Jawabannya terletak pada keputusan Les’ Copaque untuk membawa karakter lugu dari Kampung Durian Runtuh ke dalam dunia Web3 yang kompleks dan kontroversial. Inovasi yang mereka anggap sebagai langkah maju, justru dilihat oleh publik sebagai sebuah bentuk keserakahan yang mengeksploitasi anak-anak.
Dari Kampung Durian Runtuh ke Dunia Metaverse: Apa Itu Proyek Upin & Ipin Universe?
Upin & Ipin Universe bukanlah sebuah serial atau film baru. Ini adalah sebuah proyek dunia virtual atau metaverse yang digambarkan mirip seperti Roblox. Dalam dunia ini, para pemain bisa membuat avatar, menjelajahi Kampung Durian Runtuh secara interaktif, dan bermain berbagai mini-game. Konsep ini terdengar sangat menarik.
Namun, kontroversi meledak saat Les’ Copaque merilis detail lebih lanjut. Ternyata, inti dari ekonomi di dalam universe ini akan sepenuhnya berbasis pada NFT (Non-Fungible Tokens) dan mata uang kripto. Artinya, berbagai item ikonik di dalam game—mulai dari baju Melayu, gasing, layang-layang, hingga sebidang tanah virtual di kampung—akan dijual, dibeli, dan diperdagangkan sebagai aset digital NFT. Pemain didorong untuk berpartisipasi dalam model play-to-earn (P2E), di mana mereka bisa mendapatkan aset kripto dengan bermain.
Kronologi Kemarahan: Saat Inovasi Dianggap Eksploitasi
Kemarahan publik, yang sebagian besar adalah para orang tua, meledak setelah video first look dari proyek ini dirilis. Ada beberapa alasan utama di balik seruan boikot ini:
1. Dituding Serakah dan Merusak Nilai-nilai Luhur: Kritik paling tajam adalah tudingan bahwa Les’ Copaque telah menjadi serakah. Mereka dianggap mengubah sebuah tayangan anak-anak yang penuh dengan nilai-nilai kesederhanaan, persahabatan, dan edukasi moral menjadi sebuah platform yang mendorong konsumerisme dan spekulasi finansial. “Upin & Ipin mengajarkan kita tentang pentingnya kebersamaan, bukan tentang siapa yang punya NFT paling mahal,” tulis seorang pengguna di platform X.
2. Menargetkan Anak-anak dengan Konsep Finansial yang Rumit dan Berisiko: Ini adalah kekhawatiran terbesar para orang tua. Model bisnis berbasis NFT dan kripto adalah konsep finansial untuk orang dewasa yang sangat fluktuatif dan penuh risiko. Memperkenalkan konsep ini kepada anak-anak, yang merupakan audiens utama Upin & Ipin, dianggap sangat tidak etis dan berbahaya. Para orang tua khawatir anak-anak mereka akan terpapar pada konsep yang mirip dengan perjudian dan menjadi target penipuan (scam) yang marak di dunia kripto.
3. Mengubah Permainan Menjadi “Pekerjaan”: Konsep play-to-earn, alih-alih membuat permainan menjadi menyenangkan, justru berisiko mengubahnya menjadi sebuah “pekerjaan” atau grinding yang penuh tekanan bagi anak-anak untuk bisa mendapatkan aset digital.
Pembelaan Les’ Copaque yang Tak Meredam Amarah
Menghadapi gelombang kritik yang masif, pihak Les’ Copaque mencoba memberikan klarifikasi. Mereka menyatakan bahwa Upin & Ipin Universe adalah sebuah langkah inovatif untuk membawa karakter kesayangan mereka ke era Web3. Mereka berdalih bahwa ini adalah cara untuk mengajarkan anak-anak tentang konsep “kepemilikan digital” (digital ownership) di masa depan. Namun, pembelaan ini tidak banyak membantu. Publik merasa argumen tersebut hanyalah kedok untuk memonetisasi basis penggemar anak-anak mereka yang sangat besar.
Belajar dari Roblox: Keamanan Anak di Dunia Virtual Jadi Taruhan
Kasus Upin & Ipin Universe ini menjadi perbincangan menarik tentang tanggung jawab kreator konten anak di era metaverse. Platform seperti Roblox, yang menjadi acuan bagi proyek ini, sendiri sudah sering menghadapi tantangan dalam menjaga keamanan anak-anak. Isu-isu seperti interaksi dengan orang asing, cyberbullying, dan konten yang tidak pantas adalah pekerjaan rumah yang terus-menerus harus mereka tangani. Panduan mengenai tips main Roblox yang aman bagi anak-anak menjadi sangat relevan, di mana peran pengawasan orang tua sangatlah krusial.
Dengan menambahkan lapisan NFT dan kripto di atasnya, Les’ Copaque dinilai telah menambah satu lagi level risiko yang sangat besar bagi para pemain mudanya. Kontroversi ini menjadi berita besar di seluruh Asia Tenggara. Media-media di Malaysia dan Indonesia, seperti Astro Awani, secara ekstensif meliput kemarahan publik dan perdebatan sengit yang terjadi di media sosial.
Sebuah Pelajaran Mahal tentang Inovasi dan Tanggung Jawab
Pada akhirnya, kontroversi Upin & Ipin Universe adalah sebuah pelajaran yang sangat mahal bagi Les’ Copaque dan seluruh industri konten anak. Ini adalah bukti bahwa inovasi teknologi tidak bisa berjalan membabi buta tanpa mempertimbangkan etika dan dampak sosialnya, terutama jika audiens utamanya adalah anak-anak. Nama besar dan cinta dari para penggemar yang telah dibangun selama bertahun-tahun ternyata bisa goyah dalam sekejap jika mereka merasa nilai-nilai inti dari sebuah karya dikhianati. Apakah proyek ini akan terus berlanjut atau dibatalkan total, nasibnya kini bergantung pada bagaimana Les’ Copaque merespons suara hati dari para penggemar paling loyal mereka.